Abu jahal, yang nama sebenarnya adalahAmmar bin Hisyam. Setiap hari selalu marah-marah karena budak-budaknya seorang demi seorang telah memeluk agama islam.
Tanpa rasa takut mereka melakukan didepan matanya. Bahkan ada satu keluarga budak Abu jahal yang seluruhnya menjadi pengikut rosulullah, mereka adalah Yasir dan istrinya, samiyyah, serta dua orang anaknya, Ammar dan Abdullah.
Pada suatu hari mereka dihadapkan ke depan pengadilan dengan tangan dan kaki terbelenggu.
“kalian memang keparat,” teriak abu jahal. “ Muhammad itu anak gila,, mengapa kalian ikuti? Jika ingin selamat, kalian harus menyatakan keluar dari islam !”
Keempat orang dalam satu keluarga itu diam saja, mulutnya komat kamit mengucapkan kalimah-kalimah tauhid.
“kalian memang bedebah! Dihadapanku masih berani menentangku, mau minta tolong kepada siapa, hah?!” sambil berteriak-teriak, cambuk Abu jahal melecut-lecut mendera keempat orang satu keluarga itu. “kalian mau minta tolong kepada Muhammad? Ha ha ha... Dia tak akan sanggup menolong kalian !”
Mereka tetap diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka kecuali ucapan syahadat. Kemurkaan Abu jahal semakin memuncak. Cambuknya semakin deras menghantam tubuh mereka, namun sedikitpun mereka tak bergeming. Kemudian Abu jahal memerintahkan algojonya untuk memanggang tubuh mereka diatas bara api, seperti orang membakar sate. Demikianlah keadaan keluarga yasir. Seorang demi seorang ditelentangkan diatas tempat pemanggangan , daging mereka melepuh dan bau kulit terbakar menusuk hidung.
Mendengar penyiksaan abu jahal atas keluarga yasir, Rosulullah datang menjenguk mereka, namun beliau tidak dapat berbuat apa-apa, tak dapat menolong mereka. Mereka adalah budak orang lain dan pada saat itu belum turun ayat yang menyatakan berperang.
Dengan meneteskan air mata, Rosulullah mendekati mereka dan menggumam, “sabarlah, hai keluarga yasir. Ada saatnya nanti masa akan berubah, dan sesungguhnya didepanmu telah menanti surga yang dijanjikan.”
Kemudian Rosulullah mengangkat kedua tangannya dan berdo’a:
“ya Allah , berilah kelapangan jiwa bagi keluarga yasir,”
Abu jahal dan anak buahnya tertawa tergelak-gelak dan setelah rosulullah pergi ia berkata:
“Hahaha.... kalian lihat, junjunganmu yang kau agung agungkan ternyata pergi begitu saja, tanpa bisa berbuat apa-apa untuk menolongmu. Hahaha.....” kata Abu jahal.
Setelah dipanggang terus menerus , akhirnya Yasir tak tahan lagi menerima siksaan itu, maka gugurlah dia. Ketika mayatnya diangkat, tubuhnya menghitam karena terbakar. Ammar hanya menundukkan kepala, sedih dan bangga menyaksikan kematian ayahnya.
Kemudian menyusul Abdullah, saudara Ammar, badanya yang sakit –sakitan tak kuat lagi menahan siksaan yang diluar batas itu, akhirnya diapun wafat. Namun pada detik terakhir dia sempat tersenyub, tanda keteguhan imannya.
Melihat hal itu abu jahal semakin gusar. “keparat! Setan iblis, disiksa sedemikian rupa masih juga keras kepala. Hm, baiklah !” teriaknya. “angkat samiyyah, perempuan keparat itu!”
Para anak buah abu jahal mengangkat tubuh samiyyah dan didudukkan , sementara itu Ammar masih dipanggang dengan hebatnya.
“kalau kau mau keluar dari agama muhammad , Ammar yang hampir mampus itu akan kulepaskan , “ kata abu jahal kepada samiyyah.
“urusan Ammar adalah urusannya sendiri. Dia punya tanggung jawab kepada Allah, sebagaimana
Aku juga punya tanggung jawab terhadapNya. Apapun yang aku perbuat tidak ada sangkut pautnya dengan dia, juga sebaliknya apapun yang dia perbuat tak ada sangkut pautnya dengan diriku,” jawab samiyyah dengan tenang, meskipun tubuhnya menahan rasa sakit yang hebat.
“Terkutuk ! binatang perempuan keparat !” serapah abu jahal. “kembalilah kepada agama latta dan uzza, jiwamu nanti akan selamat. Kalau tidak....
“mengapa kalian buang-buang waktu dan tenaga saja.” Kata samiyyah. “ jika kalian ingin membunuhku, silahkan. Sampai matipun aku akan tetap menjadi pengikut muhammad.”
“jika demikian mampuslah kalian !” teriak abu jahal seraya memberi isyarat kepada anak buahnya.
Maka terjadilah peristiwa yang mengerikan, peristiwa yang tak akan sanggup sejarah untuk mencatatnya. Samiyyah ditelanjangi bulat-bulat. Tubuhnya yang bugil disurukkan kedalam pasir yang panas karena terik matahari. Setelah mengalami penyiksaan itu, abu jahal kemudian mengambil sebilah pedang. Masya allah, pedang itu ditusukkan dikemaluan samiyyah, lalu dirobeknya tubuh perempuan itu. Dengan sentakan kalimah tauhid samiyyah menjerit untuk terakhir kalinya, menangis kepada tuhan. Dan gugurlah perempuan itu dalam kesempurnaan iman dan akidah.
Adapun ammar, karena tidak mempan dengan penyiksaan diatas api. Dilepaskan ikatannya, kemudian dipaksa untuk memakai baju besi, lalu dijemur ditengah-tengah padang pasir dibawah teriknya panas matahari.
Karena merasa tidak tahan, ammar mohon untuk dilepaskan. Mulutnya mengaku murtad, tetapi hatinya tetap beriman. Dan akhirnya ia dibebaskan oleh abu jahal.
Mendengar tentang sikap ammar itu, para sahabt menjadi gempar. Mereka kemudian lapor kepada rosulullah.
“ya rosulullah, ammar telah murtad dari agama kita. Dia mengaku kembali ke agama nenek moyangnya kepada abu jahal.”
Dengan bijaksana rosulullah menjawab, “allah telah mencampur iman ammar diantara ujung rambut hingga ujung kakinya. Allah pun telah mencampur imannya dengan daging serta darahnya.
Sabda rosulullah ini diucapkan karena turun surat annahl ayat 106, yang berbunyi: barang siapa kufur kepada allah, maka terlaknatlah dia. Kecuali jika dia dipaksa, padahal hatinya tetap beriman. Adapun yang kafir dalam dadanya, ia akan menerima neraka dari allah, dan mereka akan didera dengan siksa yang sangat besar.
Demikian, maka selamatlah iman ammar dan selamt pula badannya, juga tingkatkan kekuatan akidahnya tidak berada dibawah mereka yang mati mempertahankan keyakinannya.
Tanpa rasa takut mereka melakukan didepan matanya. Bahkan ada satu keluarga budak Abu jahal yang seluruhnya menjadi pengikut rosulullah, mereka adalah Yasir dan istrinya, samiyyah, serta dua orang anaknya, Ammar dan Abdullah.
Pada suatu hari mereka dihadapkan ke depan pengadilan dengan tangan dan kaki terbelenggu.
“kalian memang keparat,” teriak abu jahal. “ Muhammad itu anak gila,, mengapa kalian ikuti? Jika ingin selamat, kalian harus menyatakan keluar dari islam !”
Keempat orang dalam satu keluarga itu diam saja, mulutnya komat kamit mengucapkan kalimah-kalimah tauhid.
“kalian memang bedebah! Dihadapanku masih berani menentangku, mau minta tolong kepada siapa, hah?!” sambil berteriak-teriak, cambuk Abu jahal melecut-lecut mendera keempat orang satu keluarga itu. “kalian mau minta tolong kepada Muhammad? Ha ha ha... Dia tak akan sanggup menolong kalian !”
Mereka tetap diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut mereka kecuali ucapan syahadat. Kemurkaan Abu jahal semakin memuncak. Cambuknya semakin deras menghantam tubuh mereka, namun sedikitpun mereka tak bergeming. Kemudian Abu jahal memerintahkan algojonya untuk memanggang tubuh mereka diatas bara api, seperti orang membakar sate. Demikianlah keadaan keluarga yasir. Seorang demi seorang ditelentangkan diatas tempat pemanggangan , daging mereka melepuh dan bau kulit terbakar menusuk hidung.
Mendengar penyiksaan abu jahal atas keluarga yasir, Rosulullah datang menjenguk mereka, namun beliau tidak dapat berbuat apa-apa, tak dapat menolong mereka. Mereka adalah budak orang lain dan pada saat itu belum turun ayat yang menyatakan berperang.
Dengan meneteskan air mata, Rosulullah mendekati mereka dan menggumam, “sabarlah, hai keluarga yasir. Ada saatnya nanti masa akan berubah, dan sesungguhnya didepanmu telah menanti surga yang dijanjikan.”
Kemudian Rosulullah mengangkat kedua tangannya dan berdo’a:
“ya Allah , berilah kelapangan jiwa bagi keluarga yasir,”
Abu jahal dan anak buahnya tertawa tergelak-gelak dan setelah rosulullah pergi ia berkata:
“Hahaha.... kalian lihat, junjunganmu yang kau agung agungkan ternyata pergi begitu saja, tanpa bisa berbuat apa-apa untuk menolongmu. Hahaha.....” kata Abu jahal.
Setelah dipanggang terus menerus , akhirnya Yasir tak tahan lagi menerima siksaan itu, maka gugurlah dia. Ketika mayatnya diangkat, tubuhnya menghitam karena terbakar. Ammar hanya menundukkan kepala, sedih dan bangga menyaksikan kematian ayahnya.
Kemudian menyusul Abdullah, saudara Ammar, badanya yang sakit –sakitan tak kuat lagi menahan siksaan yang diluar batas itu, akhirnya diapun wafat. Namun pada detik terakhir dia sempat tersenyub, tanda keteguhan imannya.
Melihat hal itu abu jahal semakin gusar. “keparat! Setan iblis, disiksa sedemikian rupa masih juga keras kepala. Hm, baiklah !” teriaknya. “angkat samiyyah, perempuan keparat itu!”
Para anak buah abu jahal mengangkat tubuh samiyyah dan didudukkan , sementara itu Ammar masih dipanggang dengan hebatnya.
“kalau kau mau keluar dari agama muhammad , Ammar yang hampir mampus itu akan kulepaskan , “ kata abu jahal kepada samiyyah.
“urusan Ammar adalah urusannya sendiri. Dia punya tanggung jawab kepada Allah, sebagaimana
Aku juga punya tanggung jawab terhadapNya. Apapun yang aku perbuat tidak ada sangkut pautnya dengan dia, juga sebaliknya apapun yang dia perbuat tak ada sangkut pautnya dengan diriku,” jawab samiyyah dengan tenang, meskipun tubuhnya menahan rasa sakit yang hebat.
“Terkutuk ! binatang perempuan keparat !” serapah abu jahal. “kembalilah kepada agama latta dan uzza, jiwamu nanti akan selamat. Kalau tidak....
“mengapa kalian buang-buang waktu dan tenaga saja.” Kata samiyyah. “ jika kalian ingin membunuhku, silahkan. Sampai matipun aku akan tetap menjadi pengikut muhammad.”
“jika demikian mampuslah kalian !” teriak abu jahal seraya memberi isyarat kepada anak buahnya.
Maka terjadilah peristiwa yang mengerikan, peristiwa yang tak akan sanggup sejarah untuk mencatatnya. Samiyyah ditelanjangi bulat-bulat. Tubuhnya yang bugil disurukkan kedalam pasir yang panas karena terik matahari. Setelah mengalami penyiksaan itu, abu jahal kemudian mengambil sebilah pedang. Masya allah, pedang itu ditusukkan dikemaluan samiyyah, lalu dirobeknya tubuh perempuan itu. Dengan sentakan kalimah tauhid samiyyah menjerit untuk terakhir kalinya, menangis kepada tuhan. Dan gugurlah perempuan itu dalam kesempurnaan iman dan akidah.
Adapun ammar, karena tidak mempan dengan penyiksaan diatas api. Dilepaskan ikatannya, kemudian dipaksa untuk memakai baju besi, lalu dijemur ditengah-tengah padang pasir dibawah teriknya panas matahari.
Karena merasa tidak tahan, ammar mohon untuk dilepaskan. Mulutnya mengaku murtad, tetapi hatinya tetap beriman. Dan akhirnya ia dibebaskan oleh abu jahal.
Mendengar tentang sikap ammar itu, para sahabt menjadi gempar. Mereka kemudian lapor kepada rosulullah.
“ya rosulullah, ammar telah murtad dari agama kita. Dia mengaku kembali ke agama nenek moyangnya kepada abu jahal.”
Dengan bijaksana rosulullah menjawab, “allah telah mencampur iman ammar diantara ujung rambut hingga ujung kakinya. Allah pun telah mencampur imannya dengan daging serta darahnya.
Sabda rosulullah ini diucapkan karena turun surat annahl ayat 106, yang berbunyi: barang siapa kufur kepada allah, maka terlaknatlah dia. Kecuali jika dia dipaksa, padahal hatinya tetap beriman. Adapun yang kafir dalam dadanya, ia akan menerima neraka dari allah, dan mereka akan didera dengan siksa yang sangat besar.
Demikian, maka selamatlah iman ammar dan selamt pula badannya, juga tingkatkan kekuatan akidahnya tidak berada dibawah mereka yang mati mempertahankan keyakinannya.
Terima kasih telah mengunjungi blog ini, Silahkan berkomentar