Dalam sebuah institusi, organisasi, atau konteks formal lainnya posisi kita adalah seseorang yang memohon kebijakan terkait usulan-usulan kita kepada ketua, bos, bagian direksi, dan lain sebagainya, baik bersifat memohon anggaran (materil) atau imateril (peraturan diluar anggaran), setidaknya kita perlu diingat bahwa posisi kita adalah pemohon dan bersifat Interupsi, dan Obyek kita adalah pemangku kebijakan, untuk itu bagaimanakah cara yang santun agar dapat direalisakan permohonan tersebut oleh penentu kebijakan, dalam hal ini artikel ini hanya bersifat contoh Kalimat Usulan yang Baik kepada Atasan segala hal, dan garis besarnya adalah sebagai berikut :
Yang saya Hormati bapak pimpinan, izinkan saya memberikan tanggapan usulan mengenai beberapa hal yang baru saja disampaikan terkait penentuan yang akan datang, saya mewakili teman-teman, sebenarnya sangat setuju dan sangat mendukung apa yang menjadi putusan, karena pada prinshipnya ini untuk kita bersama dan kemajuan bersama, dan kami menilai ada bebera sektor yang kiranya dipertegas dan dielaskan secara rinci mengenai apa yang tadi telah disampaikan, dan sedikit menambahkan beberapa kekurangan yang perlu di perhatikan, diantaranya adalah.....
Yang saya muliakan bapak ketua direksi, mengenai hal-hal yang sudah disampaikan saya sangat berterima kasih, dan sangat membantu kami dalam kaitan kesejah teraan pegawai, akan tetapi sedikit perlu saya tambahkan bahwa ada sesuatu yang mesti lebih dikhusunya yakni mengenai kesejahteraan pekerja yaitu, misalnya (asuransi, beban pokok, uang transport, de el el..).
Assalumu'alaikum salam sejahtera, bagi kita sekalian. Dari awal sampai sampai akhir penjelasan yang diulas oleh kepala (ketua) kita sangat mapan dan bagus, namun ada beberapa kemungkinan yang mungkin saja belum terfikir (tercatat) secara detial terkait hal-hal yang bersifat antisipasi dari beberapa kebijakan yang telah kita sepakati seumpanya mengenai masalah resiko yang ringan serta dampak, sekiranya kita perlu pemaparan secara rinci terkait hal tersebut, terima kasih..Wassalam..
Interupsi pak Ketua..
Berikan saya sedikit waktu sebentar untuk berbicara, karena ini bersifat screet dan mengikat... boleh pak ketua..? Begini pak Ketua.. pada prinshipnya..... (teruskan masalah).....
Mohon Izin pemimpin..
Sebelum ditutup rapat sidang ini, sekedar mengingatkan bahwa... (masalah).... untuk itu agar kiranya perlu ditekankan prihal demikian supaya kedepan tak ada lagi usulan-usulan yang sudah kita sepakati bersama. terima kasih..
Mohon minta waktu sebentar bapak-bapak yang terhormat...
Setelah kita bersama membicakan hal itu, sedikit saya tambahkan bahwa... (masalah)... apakah itu sudah cukup matang, sedangkan beberapa hal yang belum diangkat antara lain adalah... (masalah)... mungkin itu perlu diutamakan... segala keputusan saya kembalikan kepada yang mewenangi terima kasih...
Beberapa contoh kalimat diatas merupakan sebuah ungkapan kata-kata yang sangat prosedural dan menggunakan kalimat yang datar, usahakan disesuaikan dengan realitas keadaan di tempat, ada kalanya obyek (pemimpin) dalam keadaan cape, dan resah atau emosi, kiranya kepada pembaca yang budiman, untuk mempelajari situasi sebelum melontarkan maksud pembicaraan.
Terima kasih telah mengunjungi blog ini, Silahkan berkomentar