Beranda Contoh MC Kata Bijak Sambutan Tata Bahasa Puisi Sastra

Ganjaran bagi Penghianat saat Perang Salib

Orang Dimakan Singa Karena Berhianat

Ketika terjadi perang salib pasukan nasrani menyebu tanh arab. dan pasukan islam di pimpim oleh sultan salahudin al ayyubi, sedangkan laskar nasrani dibawah komando Richard si hati singa yang sangat kejam. Dalam suatu penyerbuan yang licik, beberapa orang tentara islam terjebak. semuanya terbunuh terkecuali tiga orang . mereka ditangkap dan dihadapkan kepada pangeran Richard.
"kalian akan dihukum mati!" teriak pangeran Richard.

Ketiga tentara islam itu hanya diam, sepertinya tak gentar menghadapi gertakan itu. dua diantara mereka berusia separuh umur, dan seorang lagi masih kelihatan muda. "tinggal pilih, kalian ingin mati dengan cara bagaimana? Digantung, disalip, atau digantung!" kata pangeran Richard lagi.
kedua tentara islam yang berusia sedikit tua itu akhirnya menjadi ketakutan mendengar ancaman hukuman yang nampaknya tidak main-main. Mereka kelihatan pucat pasi mukanya, tubuhnya gemetar dan lunglai bertumpu di atas lututnya. sedangkan seorang lagi yang masih muda tampak tenang.

"Namun semuanya dapat diatur," lanjut Pangeran Richard. "Masih ada jalan untuk selamat bagi diri kalian. kalian akan kubebaskan dan kuberi kesenangan serta harta kekayaan, tapi dengan syarat kalian harus memeluk agama kami dan menjadi mata-mata tentara kami!"

"Hai anak muda," teriak Pangeran Richard kepada tentara Islam yang masih muda itu. "Bagaimana dengan dirimu? menurut kehendak kami dengan imbalan kesenangan dan kekayaan, atau memilih mati?" Pemuda yang tangannya terbelenggu erat hanya menatap Panglima Nasrani itu dan mulutnya mengucap" Allahu Akbar". Sikap anak muda itu membuat Pangeran Richard murka. dengan berteriak ia memanggil algojonya.

"Bangsat! seret dia keluar dan cincang tubuhnya!"
Algojo yang tubuhnya tinggi besar, dengan kasar menyeret tubuh pemuda yang tak berdaya itu keluar. Dimasukkan tubuh pemuda itu ke dalam sebuah tong dari kayu yang bagian dalamnya dipasangi paku-paku. tong itu ditutup rapat-rapat, kemudian digulingkan dari atas bukit. Kedua kawannya disuruh menyaksikan jalannya hukuman mati itu.

Ketika tong yang berisi pemuda itu sampai di dasar bukit dibuka. kedua kawannya memekik ngeri melihat keadaan anak muda itu. seluruh tubuhnya bersimbah darah dengan luka bagai dicabik-cabik.
"Sudah kau lihat nasib kawanmu itu?" tanya Richard ketika kedua tentara Islam itu dihadapkan kepada dirinya. "Kau ingin nasib seperti dia atau memilih kehidupan yang mulia?" "Saya ingin hidup mulia," jawab seorang diantara kedua tentara Islam yang sedikit lebih tua. 

"Bagus! Jadi kau mau menuruti permintaanku? Mau menjadi mata-mata kami?"
"Tidak!"
"Lho?! Lalu apa maksudmu?" teriak Panglima Richard.
"Aku ingin hidup mulia di sisi Allah. Allahu Akbar!"
"Tua bangka kurang ajar! kau lihat saja nanti!" Ejek Panglima Richard dengan mata berapi-api. "Dan kau, yang satunya lagi. bagaimana dengan keputusanmu?"

Tentara Islam yang satunya, yang berumur agak muda, dengan gemetar dan badannya membungkuk-bungkuk ketakutan maju ke depan.
"Saya..... saya mohon ampun, Tuanku. Saya..... saya akan menuruti kehendak Tuanku...."
"Hahaha.... Bagus, bagus...." Richard si Hati Singa tertawa seraya memilin-milin kumisnya. "Artinya kau mau memeluk agama kami dan menjadi mata-mata tentara kami?"
"Benar, Tuanku. saya sebetulnya memeluk agama islam hanya ikut-ikutan saja. saya berperang membela islam juga karena dipaksa!"
"Betul demikian?"
"Betul, Tuanku."
Hati panglima Richard sangat girang mendengar jawaban itu. kemudian ia berteriak;
"Hai, pengawal. beri dia pakaian yang bagus dan mulai sekarang ia kuangkat menjadi mata-mata kita."
Pengawal itu maju ke depan. "Ampun, panglima Sebelum dia diangkat menjadi bagian dari tentara kita, apakah tidak lebih baik kita uji kesetiannya?"
"Apa maksudmu?"
"Dia harus berani membunuh kawannya sendiri untuk menguji kesetiannya pada kita."
"Hamba bersedia, Tuanku. Hamba bersedia melakukannya!" Kata tentara Islam yang berkhianat itu.
maka pengawal itu membuka pengikatnya dan memberinya sebilah pedang. dengan mata menjijikkan pengkhianat itu mengambil pedang yang disodorkan kepadanya. dan dengan cepat dihunjamkan ke perut kawannya sendiri, kemudian diulangnya berkali-kali. Gugurlah syahid itu dengan memekik "Allahu Akbar! Allahu Akbar!"

Pengkhianat itu kemudian maju ke depan sambil tertawa sinis. "Percayakah tuanku sekarang? dan hamba kini menyatakan diri untuk menjadi pengikut Tuan."
Richard si hati singa mengangguk-angguk, kemudian tertawa puas.
"Pengawal ajak dia ke tempat perjamuan dan perlakukan dia dengan baik."
"Sebentar, Tuanku,"sahut pengawal itu. "Tidak sepatutnya orang ini diberi penghormatan seperti itu."
Pengkhianat itu menjadi kaget mendengar ucapan itu.

"Apa maksudmu?" tanya Panglima Richard. "Bukankah dia telah melakukan tugasnya dengan baik?"
"Justru karena itulah kita harus berhati-hati, Tuanku," jawab pengawal itu. "terhadap kawannya sendiri yang telah bergaul cukup lama, dia tega berbuat kejam. apalagi terhadap kita yang baru dikenalnya. hamba yakin suatu ketika dia pun pasti akan mengkhianati kita."
mendengar penjelasan pengawal itu, panglima Richard mengkerutkan alisnya, lalu mengangguk-angguk.

"Ampun, tuanku. hamba sekali-kali tidak akan berani melakukan itu..." Ratap pengkhianat itu.
"Tuanku, panglima..." Kata pengawal itu lagi. "Sifat khianat adalah sifat terlaknat. kalau suatu hari dia melarikan diri dan membeberkan semua keadaan serta pertahanan kita kepada tentara islam, apakah kita tidak akan hancur?"

"Lalu apa yang harus kita lakukan terhadap orang ini?" Tanya panglima Richard.
"Hukum dia dengan kejam, melebihi kematian kedua sahabatnya yang ksatria itu."
"Algojo!" Teriak panglima Richard. "masukkan pengkhianat ini ke dalam kandang singa!"

Dengan meraung-raung minta ampun pengkhianat itu diseret ke kandang singa. dia menangis dan meratap untuk diampuni, tapi panglima Richard tak memperdulikannya. Sebentar kemudian terdengar raungan singa yang diiringi jeritan memilukan. tubuh pengkhianat itu dicabik-cabik oleh singa yang nampaknya sangat kelaparan. sengsara dia di dunia dan sengsara pula di akhirat."

Terima kasih telah mengunjungi blog ini, Silahkan berkomentar