LUKlSAN-MUNan jauh di batas cakrawalaDi antara birunya langit dan hijaunya pegununganTergores sebuah nuansaYang pernah mengajak anganku,menari di antara warnaDan jiwaku sempat terpanaTerkesima dengan keindahanSesa'at menghilangNamun di sudut hati ada sekeping harapMungkin esok datang lagiDan. ya...! setelah hati lama merinduSeiring rinai hujan yang berbaur dengan sinar mentariKutemukan lagi pesona lukisan-MuHatiku serasa kian terlelapDalam keagungan-MuKarya : Iis RohaetiKp. Singkup, Girijaya Kec. Cibatu Garut
SUARA SAJADAHDari balik dinding kamar yang tuaSeorang hamba terJaga dari tidurnyaSaat manusia terlena dalam buaian mimpiDengan langkah pasrah menyibak heningnya malamDengan tetesan air wudhu di keningla duduk termenung...Mengabdi pada-Mu ya... Ilahi...Menetopong dosa memohon tobatla bersahabat dengan sajadahTempatnya mengadu pada Yang KuasaDengan penuh ikhlas iiwa dan ragaDirinya kecil dihadapan kebesaran-MuHatinya menjerit memohon rahmatAnganpun melayang menggetarkan dinding langitAir matanya berlinang membuang kesumatDi atas sajadah menggapai akhirat.Sajadah seakan bersuara...Memanggil hamba-hamba yang taatDengan suara kedamaian...Menyapa penuh keakrabanPeluklah aku ..!Belaiah aku ...!Damailah di atas hamparanku...!Aku akai mengantarkanmu kehadapan Ridha TuhanmuMedio Maret '91Karya: Ahmad Jaeni
TIDAK PUNYAKali ini tidak punya kesempatan untuk benciBesok terlalu sibuk memikirkan cita-citakuLusa terpikat, oleh sesuatu yang lebih besar darikuKemarinpun tidak ada waktu untuk menyesalDan anginlah yang menahan martabatku.Kuningan, 29.12.‘90Karsum Arleļ¬n
MENATAP MASA DEPANMasa depanku dalam bingkai yang suramTetap aku lawan dengan hati yang jantanBiar seribu musuh menghadangAsal mampu menaklukan diriku sendiriTiada nasib yang paling menyedihkanKecuali tidak pernah menderitaDan tidak pernah pula bergembira.kuningan, 30. 12. '90Karsum Ariefin


Terima kasih telah mengunjungi blog ini, Silahkan berkomentar