Beranda Contoh MC Kata Bijak Sambutan Tata Bahasa Puisi Sastra

Sikap arif dan bijaksana Rasulullah

Suatu ketika Rosulullah sedang berada di Masjid bersama para Sahabat, tiba-tiba mereka dikejutkan oleh seekor unta yang masuk kedalam masjid beserta penumpangnya, yaitu seorang baduy dari gunung. Bukan main marah para sahabat itu. Umar bin khatab hampir menghunuskan pedangnya, tapi dicegah oleh Rosulullah. Sambil berkacak pinggang diatas untanya, baduy itu bertanya dengan kurang ajar. “Hai, siapa diantara kamu yang bernama Muhammad?”

Melihat lagak orang baduy itu, Umar kian memuncak amarahnya. Begitupula Ali, dan para sahabat lain. Mereka berniat meringkus baduy degil itu, namun Rosulullah melarang mereka. “Sayalah yang bernama muhammad,” dengan sopan Rosulullah menjawab. Orang baduy itu menatap ke arah Rosulullah dan mendengus. “ho, jadi macam begini orang bernama muhammad itu? Apakah engkau yang mengajarkan agar bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan muhammad utusan Allah?” katanya.
“Benar, saya.” Jawab Rosulullah tetap ramah. Sementara para sahabat mendongkol melihat ulah baduy itu. “Apakah engkau yang memerintahkan manusia untuk bersembahyang lima kali sehari semalam ? tanya baduy itu dengan nada mengejek.
“Benar.” Jawab Rasulullah
“Apakah engkau  yang menyuruh agar berpuasa, membayar zakat, menunaikan ibadah haji?” tanya baduy lagi, suaranya semakin meninggi, membuat orang yang melihatnya menjadi sebal. Dengan tetap tenang rosulullah membenarkan.

Tiba-tiba orang baduy itu membalikkan untanya, menerjang keluar tanpa permisi. Di pintu masjid ia berkata : “Kalau begitu aku akan masuk Islam, dan akan saya anjurkan  kepada seluruh warga saya untuk memeluk agama islam.”

Demikian cara Rosulullah menghadapi seseorang, meskipun kadang orang itu sangat menjengkelkan.
Dilain waktu Rosulullah duduk-duduk di depan masjid bersama dengan para sahabatnya, dari kejauhan terlihat iring-iringan orang mengantar jenazah menuju tempat pemakaman.
Saat iring-iringan itu hampir mendekati  masjid, Rosulullah dan para sahabat berdiri untuk memberi penghormatan kepada manusia yang sedang berangkat menuju alam akhirat dan keabadian ukrawi dengan segala misterinya.

Dan ketika iring-iringan itu melintas didepan masjid, para sahabat baru mengetahui bahwa yang meninggal itu  bukan orang islam. Mereka kemudian duduk kembali seraya mengingatkan Rosulullah. "Rosulullah, jenazah yang dibawa ke kuburan  itu adalah orang yahudi, bukan muslim.”
Namun Rosulullah tetap berdiri dengan sikap yang syahdu. Setelah iring-iringan itu lenyap ditelan kejauhan, beliau kemudian berkata:
“Kalau lewat iring-iringan jenazah, berdirilah untuk menghormati.”

Dan dilain kesempatan, saat Rosulullah hendak mengimami shalat berjamaah didatangi oleh seorang laki-laki. “Wahai rosulullah, saya sudah berkeluarga, dan saya telah melakukan zina. Hukum dan rajamlah diri saya,” kata lelaki itu.
Rosulullah memandang lelaki itu seraya berkata:
“Ah, barangkali kau hanya pegang-pegang saja, tak sampai berzina.”
“Benar, Rosulullah. Saya telah berzina. Hukumlah saya,” sanggah laki-laki itu bersi keras.
Rosulullah kemudian tak menghiraukan laki-laki itu, beliau kemudian melaksanakan shalat bersama para sahabat. Selesai shalat, laki-laki tadi menghampiri Rosulullah lagi.
“Ya rosulullah. Hukum rajamlah saya. Sungguh, saya telah bebuat zina,” katanya semakin mendesak Rosulullah.

Rosulullah diam sejenak. Lalu bertanya, “Apakah ketika kemari engkau sudah berwudhu?”
“Sudah,” jawab lelaki itu.
“Apakah engkau tadi ikut shalat berjamaah bersama kami?” tanya Rosulullah.
“ Betul, saya tadi makmum dibelakang rosulullah.”
“Kalau begitu pulanglah engkau, Allah pasti telah mengampuni dosamu,” Ucap Rosulullah dengan yakin memerintahkan laki-laki itu pulang kepada keluarganya. Maka selamatlah anak-anaknya dari nasib menjadi yatim, dan terbebaslah istrinya dari kemungkinan menjadi janda.

Terima kasih telah mengunjungi blog ini, Silahkan berkomentar