Beranda Contoh MC Kata Bijak Sambutan Tata Bahasa Puisi Sastra

Pidato Memperingati Maulid Nabi SAW

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Alhamdulillahi rabbil ‘aalamii, wabihi nasta’iinu ‘alaa umuriddunya waddiin, wash salamu ‘alaa asyrafil ammbiyai wal mursalin, wa’ala aalihi wa ash-habihi ajma’in, amma ba’du.

Saudara, hadirin dan hadirat yang berbahagia. 
Kita telah kembali memasuki bulan Rabi'ul Awwal, bulan yang sangat bersejarah yaitu bulan kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW atau Maulid Nabi besar Muhammad SAW. yang tepatnya jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal.

Peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, telah menjadi tradisi umat Islam sejak dulu hingga sekarang,wa1aupun dengan cara dan bentuk yang berbeda-bea, namun tetap dalam konteks dan semangat yang sama yaitu mencintai dan meneladani Rasulullah SAW. sebagai Rasul terkhir dan yang termuliadi antara para rasul sebelumnya. Beliau datang dengan membawa agama Islam, sebagai agama yang sempurna kebenarannya, yang membenarkan dan menyempurnakan agama-agama yang dibawa oleh para nabi, utusan Allah sebelumnya, agar dijadikan pegangan bagi para hamba-Nya dalam perjalanan hidup menuju keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.

Saudara, hadirin dan hadirat yang berbahagia. 
Kiranya dapatlah kita ilustrasikan mengenai situasi dunia secara umum menjelang diutusnya Rasulullah SAW. adalah dalam keadaan kacau balau(chaos) dalam segala bidang kehidupan, baik di bidang politik,ekonomi, maupun sosial budaya. Sekalipun jauh sebelumnya telah berdiri dengan megahnya kerajaan Romawi di benua Eropa yang dilandasi oleh ajaran-ajaran agama Kristen, yang telah berhasil mencapai puncak kejayaannya, tetapi mulai abab ke V Masehi, kejayaan itu mulai suram dan terus memudar redup dan padam.

Sementara kondisi di benua timur, baik dalam kerajaan Persia maupun di negeri-negeri Tiongkok, India dan lain sebagainya, yang sebelumnya populer sebagai pusat kebudayaan, ilmu, filsafat lain sebagainya, cahayanya sudah mulai memudar dan redup serta mengalami kemunduran secara tajam. Agama Budha di Tiongkok tidak dapat mempertahankan nilai-nilai peradaban yang telah maju berkembang sebelumnya. Agama Brahma di India, telah memupuk benih-benih perbedaan dan perpecahan di kalangan pengikut-pengikutnya, lebih-lebih dengan ajarannya yang membagi manusia menjadi empat kasta, yaitu: Kasta Brahma (kelompok pemimpin-pemimpin agama dan pendeta-pendeta); Kasta Kesatria (golongan perwira dan angkatan perang); Kasta Weisya (golongan pedagang petani, dan tukang-tukang); Kasta Sudra (Golongan para hamba, pelayan dan orang-orang gembel).

Sedangkan, situasi di benua Arabia pada waktu itu, juga dalam kemerosotan moral yang luar biasa, yang dalam sejarah Islam lebih dikenal dengan zaman jahiliyah. Antara satu suku dengan suku ug lain saling bermusuhan dan berperang. Agama Yahudi dan Nasrani yang sebelumnya telah berkembang di benua Arab tak lagi mampu menahan laju kemerosotan moral itu. Di bidang politik, etika perpolitikan telah diinjak-injak, sehingga kekuasaan dan kepemimpinan didasarkan atas kekuatan okol dan fisik serta kesewenang-wenangan, tidak lagi menggunakan akal dan kecerdasan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai moral. Di bidang ekonomi, terjadi penghisapanbesar-besaran terhadap golongan yang lemah oleh golongan yang kuat dan kaya. Di bidang sosial terjadi diskriminasi yang sangat tajam. Karena kondisinya yang sedemikian parah tersebut sehingga ahli sejarah mengistilahkan zaman itu dengan abad kegelapan (dark ages).   

Saudara, hadirin dan hadirat yang berbahagia. 
Muhammad SAW. diutus oleh Allah sebagai Rasul terakhir, ketika situasi dunia yang sekilas tergambar tersebut di atas, untuk menolong dan memperbaiki umat manusia dari kehancuran yang sedemikian parah itu. Dalam waktu yang relatif singkat kurang lebih selama 23 tahun, Nabi SAW. telah mampu melakukan perubahan-perubahan mendasar, baik di bidang akidah, akhlak, politik dan sosial  ekonomi, tentu setelahbeliau menelan pahit getirnya perjuangan dibawah situasi kejahiliyaan dan tekanan-tekanan serta ancaman-ancaman yang luar biasa kejam dan biadabnya dari kaum kafir Quraisy.

Sebagai utusan Allah yang terakhir, Nabi Muhammad mengemban amanah suci, sebagai wujud nyata dari sifat Rahman dan Rahim Allah terhadap para hamba-Nya, bahkan merupakan penyempurna dari semua kenikmatan yang telah diberikan-Nya, kepada sekalian penghuni alam. Allah SWT. berfirrian: "Dan tiadalah Karni mengutus kamu, melainka untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. A1-Anbiyaa': 107)

Sebagai Rasul terakhir, penyempurna para Nabi sebelumnya tentu Muhammad SAW. merupakan manusia paripurna (al-insanul al-kamil),yang pada dirinya terletak untaian mutiara hikmah sebagai obor penerang dalam hidup dan kehidupan sekalian penghuni alam, yang mengeluarkan manusia dari gelap gulita kekafiran menuju cahaya kebenaran, yaitu dinul Islam yang diridai Allah swt.

Sudara, hadirin dan hadirat yang berbahagia. 
Di Bidang Akhlak Nabi SAW. telah menanamkan perobahan di akhlak yang terpuji (akhlaqul karimah), yang meliputi nilai-nilai budi pekerti yang luhur dan terpuji, seperti menanamkan sifat-sifat kejujuran, penyantun memenuhi hak dan kewajiban, suka berbuat baik, berani membela yang benar, sabar dan sifat-sifat terpuji yang lainnya. Pada dasarnya akhlak yang ditanamkan Rasulullah saw. adalah A1-Qur'an itu sendiri. Dengan kekokohan bangunan akhlaqul karimah yang telah dibangun oleh Nabi Muhammad saw. itu, lambat laun sifat-sifat, yang tercela yang semula mendarah mendaging itu terlepas dan tergusur dari realitas kehidupan.

Di antara rahasia kesuksesan beliau melakukan perubahan di bidang akhlak ini ialah, karena beliau bukan hanya mengembangkan ajaran-ajaran moral itu saja, tetapi terlebih dahulu beliau memperaktekkan dalam kehidupan pribadi beliau. Sehingga hal itu menjadi suri tauladan yang sangat menarik untuk diikuti oleh orang-orang yang ada disekeliling beliau pada mulanya, dan umat manusia pada perkembangan selanjutnya.
Sungguh akhlak Rasulullah Muhammad saw. adalah sangat tinggi dan mulia, sehingga Allah sampai memuji ketinggian akhlak beliau itu. Sebagaimana yang ditegaskan dalam ayat: "Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung." (Q: Al-Qalam: 4).

Nabi Muhammad SAW. dalam segala hal selalu mengedepankan nilai moral yang tinggi, karena memang dari sinilah eksistensi sosial manusia sebagai makhluk yang paling mulia di antara makhluk-makhluk yang lain terjaga. Untuk itulah Nabi SAW. diutus, sebagaimana sabda beliau: "Sesungguhnya aku diutus (oleh Allah.sebagai Rasul),untuk menyempurnakan budi pekerti yang luhur."

Saudara, hadirin dan hadirat yang berbahagia. 
Sebagai kaum yang benar-benar mengaku sebagai umat Muhammad SAW., kita harus senantiasa taat dan tunduk akan syari'at dan ajarannya. Dalam  kesempatan memperingati hari-hari bersejarah semacam ini hendaklah kita niatkan sebagai bukti syukur atas anugerah Allah yang telah menunjukkan jalan keselamatan bagi kita melalui utusan-Nya; juga hendaklah kita niatkan sebagai penghormatan atas kecintaan kepada beliau, dengan tujuan agar lebih banyak lagu memperoleh suri tauladan dan kisah perjuanganbeliau untuk kita terapkan dalam perjalanan hidup kita sehari-hari dan agar mendapatkan syafa'at beliau.

Sebagaimana disebutkan dalam sabda Nabi SAW. yang diriwayatkan oleh sahabat Anas bin Malik, bahwa beliau bersabda: "Barangsiapa yang mencintai sunnahku, maka sungguh ia telah mencintai dan barangsiapa yang mencintai aku, maka ia akan bersamaku di dalam surga." Dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Aisyah R.A. juga dibutkan: "Barangsiapa yang mencintai Rasulullah SAW., tentu ia memperbanyak bershalawat kepada Nabi SAW. sebagai buahnya adalah memperoleh syafa'at beliau dan dapat menyertai beliau di dalam surga."

Saudara, hadirin dan hadirat yang berbahagia. 
Demikianlah, Pidato yang dapat saya sampaikan dalam rangka memperingati Maulid Nabi besar Muhammad SAW. Mudah-mudahan ada guna dan manfaatnya. Mohon maaf atas kesalahan dan kekhilafannya.
Wallahul muwaffiq ilaa aqwamit thariq, Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Terima kasih telah mengunjungi blog ini, Silahkan berkomentar